Sidoarjo – Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) menggelar Konferensi Nasional dalam menyambut Harlah 1 Abad NU. Kegiatan yang diikuti oleh ratusan guru besar NU tersebut dipusatkan di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Senin (06/02/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) ISNU, KH Ali Masykur Musa menyampaikan, tantangan ISNU dalam memasuki abad pertama tidak sama dengan abad ke 2. Tantangan ISNU dan NU ke depan adalah kemandirian ekonomi, pemberdayaan sumber daya manusia, serta pemantapan ASWAJA.
“Jika ekonomi NU dapat bangkit, maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa dan menjadi kekuatan nasional. Dengan anggota minimal 2 juta masyarakat Indonesia yang hadir di Sidoarjo saat ini saja, dapat mempengaruhi ekonomi nasional bahkan global,” terangnya.
Ia berhadap NU di abad ke 2 dapat mewujudkan hal tersebut. Yaitu kuat di bidang ekonomi, semakin mantap dengan ASWAJA dan ideologi negara, serta pemberdayaan SDM dengan terstruktur, untuk masa depan Indonesia adalah milik NU.
“Saat ini ISNU sudah memiliki 634 guru besar, jika lebih 3000 nanti akan menjadi revolusi NU dengan kebangkitan baru. Meskipun ISNU bukan banom yang baru, namun keberadaan ISNU tidak kalah dengan banom-banom NU yang lain,” ungkapnya.
Kiai Masykur menjelaskan, peran ISNU dalam membangun peradaban pada intinya adalah dengan turut serta dalam menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamiin, yaitu dengan menegakkan keadilan dalam hubungan internasional. Seperti yang dicontohkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pemikiran Islam dengan mengedepankan humanisme yang dibalut dengan demokrasi, civil society, dsb.
Seperti dalam hal bernegara dan beragama yang baik, yaitu dengan meyakini Pancasila bukan agama dan tidak akan pernah mengganti agama dalam NKRI.
“Hal tersebut tentunya selaras dengan komitmen NU dan Indonesia sebagai pelopor perdamaian dunia. Sehingga tidak mudah diintervensi, tidak mudah dikonflikkan, serta tidak mudah diperjual belikan,” ujarnya.
Kiai Masykur menyebutkan, tantangan ISNU adalah menghadirkan ASWAJA yang adaptif dengan perubahan. Sebagai banom yang dihuni oleh kalangan intelektual, kader ISNU harus dapat membangun peradaban dengan menghadirkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan.
“Saya minta ISNU untuk mengunggulkan intelektual, terus menemukan inovasi pengetahuan baru dalam teori atau aplikasi. NU untuk NU, dan NU untuk Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si. menyampaikan sebuah kehormatan bagi UNUSIDA untuk menggelar event nasional. Ia berharap agar konferensi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat untuk Nahdlatul Ulama ke depan.
“Beberapa hal tentang penguatan dalam meningkatkan SDM nahdliyin, untuk kepentingan umat dengan percepatan di Abad kedua nantinya,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyebutkan beberapa Prodi di UNUSIDA yang mendapat akreditasi unggul. Hal ini menjadi salah satu kado bagi UNUSIDA dalam menyongsong Abad kedua NU.
Saat ini beberapa dosen UNUSIDA sedang menjalankan studi untuk mencapai target 55% dosen sudah bergelar doktor pada tahun 2026 mendatang.
“Selamat datang di kampus UNUSIDA, kampus perjuangan. Selamat dan Sukses Konferensi Nasional ISNU dalam rangka 1 Abad NU,” pungkasnya.
(my/my)