DPM Unusida Bekali Mahasiswa Wawasan Legislatif

Ketua DPRD Sidoarjo H. Usman saat memberikan materi.

Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (DPM Unusida) menggelar kegiatan Sekolah Legislatif Mahasiswa. Acara tersebut digelar selama dua hari, Sabtu hingga Ahad, 29-30 Agustus 2020 dan bertempat di auditorium Unusida.

Salah satu penitia kegiatan M. Taufik Ardiyansyah menjelaskan, tujuan digelar kegiatan itu yakni agar mahasiswa mengetahui tupoksi lembaga legislatif di dalam kampus maupun di pemerintahan. 

Ia menambahkan, sekolah legislatif kali ini diikuti oleh perwakilan organisasi mahasiswa Unusida dan beberapa delegasi dari universitas lain dari dalam maupun luar kota Sidoarjo.

Acara yang dilaksanakan di kampus Unusida itu disambut antusias mahasiswa. Hal itu terbukti dengan  jumlah peserta yang melebihi estimasi panitia.

“Sebenarnya untuk peserta kita targetnya 40 orang, alhasil dilihat dari daftar hadir peserta sudah mencapai 50 orang. Jadi peserta tahun ini lebih banyak dari tahun kemarin, semoga saja semakin tambah tahun semakin tambah juga peminat kegiatan ini,” tutur M. Taufik saat ditemui di lokasi pelatihan.

Acara dengan tema “What, Who, Why, How, Legislatif” dibuka oleh ketua DPRD Sidoarjo H. Usman, M.Kes. Dalam sambutannya ia berharap mahasiswa yang berminat menjadi legislator kelak menjadi wakil rakyat yang inspiratif dan aspiratif.

“Saya berharap mahasiswa dapat memahami fungsi pengawasan, apa itu fungsi pembentukan perda, dan apa itu fungsi anggaran,” harap Usman.

Acara sekolah legislatif 2020 ini diisi oleh beberapa pemateri dari kalangan akademisi, Badan Pengawas Pemilu, dan kalangan Legislatif di Sidoarjo.

“Usai kegiatan, mahasiswa dapat menyampaikan aspirasi secara tepat. Tentunya dengan komunikasi yang baik saya kira persoalan-persoalan yang ada di kampus maupun pemerintahan dapat terselesaikan,” tutur M. Ainur Rofiq Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Unusida.

Wakil Ketua DPM Unusida saat memberi sambutan.

Bawaslu Sidoarjo Libatkan Mahasiswa Unusida Awasi Pilkada 2020

Foto by Wawan.
Komisioner Bawaslu Sidoarjo Fery Kuswanto bersama Rektor Unusida Fatkul Anam usai penandatanganan MoU.

Keterbatasan personel tak menjadi penghalang bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sidoarjo untuk memaksimalkan pengawasan terhadap jalannya Pilbup 2020.

Salah satu upaya Bawaslu Sidoarjo, menggandeng kalangan kampus untuk ikut berpartisipasi mengawasi pelaksanaan Pilbup 2020. Salah satunya Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida).

Kerja sama itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang diteken oleh kedua belah pihak di sela acara Bawaslu Sidoarjo Goes To Campus, di Kampus Unusida, Jl Lingkar Timur Sidoarjo, Jumat (18/9).

Anggota Bawaslu Sidoarjo Feri Kuswanto mengatakan, meski memiliki jajaran personel mulai dari kabupaten, kecamatan, desa hingga TPS, namun jumlahnya tidak banyak. Maka Bawaslu perlu bekerja sama dengan kampus untuk melibatkan mahasiswanya agar bisa berperan sebagai pengawas partisipatif.

“Pelanggaran pemilu itu biasanya sering luput dari pengawasan kami karena keterbatasan jajaran. Maka kami butuh kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, di antaranya kampus,” cetus Feri yang juga Koordinator Divisi Hukum, Data, dan Informasi (Kordiv HDI) Bawaslu Sidoarjo.

Melalui kerja sama tersebut, kata Feri, Bawaslu berharap penyelenggaraan pemilu bisa berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan nantinya terpilih pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat dan bisa membangun Sidoarjo serta menyejahterakan masyarakat.

Rektor Unusida Dr Fatkul Anam, M.Si mengatakan, kerja sama bersama Bawaslu Sidoarjo itu, pihaknya berharap ada pembelajaran politik kepada mahasiswa Unusida, utamanya peran mahasiswa dalam mendukung pelaksanaan Pilkada yang jujur dan adil.

“Harapan kita bersama, nanti pelaksanaan Pilkada di Sidoarjo berjalan aman. Dan mahasiswa sebagai agen perubahan mempunyai peran yang sangat bagus dan baik di dalam ikut mensukseskan kegiatan Pilkada 2020,” harap Fatkul Anam.

Ditegaskan Fatkul Anam, kerja sama dengan Bawaslu Sidoarjo tersebut bentuk pembelajaran politik bagi mahasiswa Unusida yang tidak hanya saat Pilkada, namun berlanjut pada event-event (program) berikutnya. (bangsaonline.com, 22/9/2020)

Unusida kembali Mendapatkan Pendanaan PHP2D 2020 dari Kementerian

Sehubungan dengan dilaksanakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) pada tanggal 11 s.d. 30 Juli 2020, dengan hormat kami sampaikan pengumuman PHP2D yang lolos didanai tahun 2020 sebanyak 253 proposal. Sesuai dengan Surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1672/E2/KM/2020 tertanggal 5 Agustus 2020.

Unusida kembali Mendapatkan Pendanaan PKM 5 Bidang Tahun 2020

Dalam rangka memandu mahasiswa untuk menjadi pribadi yang tahu aturan, taat aturan, kreatif, inovatif, dan objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan menyelenggarakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2020.  Untuk itu, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah melaksanakan penilaian proposal PKM 5 Bidang Tahun 2020. Bersama ini kami sampaikan judul peraih pendanaan sebagaimana daftar terlampir. Mohon kesediaan Saudara untuk menginformasikan hal tersebut kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi Saudara. Bagi mahasiswa yang judulnya meraih pendanaan dimohon untuk menyesuaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan Addendum Pedoman PKM 5 (lima) Bidang yang dapat diunduh di https://simbelmawa.kemdikbud.go.id

Untuk kelancaran penyaluran dana, berikut kami sampaikan ketentuan penyaluran dana:

  1. Penyaluran dana melalui kontrak kerja antara Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan Perguruan Tinggi untuk pendanaan dari Perguruan Tinggi Negeri atau dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah untuk pendanaan dari Perguruan Tinggi Swasta
  2. Dokumen Kontrak di unduh di tautan https://s.id/UnduhPendanaan5Bidang2020
  3. Dokumen Kontrak yang telah ditandatangai diunggah ke tautan https://s.id/UnggahPendanaan5Bidang2020 paling lambat tanggal 11 Agustus 2020
  4. Dokumen Kontrak fisik yang telah ditandatangai dikirim dan kami terima paling lambat tanggal 18 Agustus 2020 pukul 16:00 WIB di alamat:

Koordinator Kemahasiswaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Direktorat Jenderal Pendiikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gedung D Lantai 7, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

(Perihal: Kontrak PKM 5 Bidang Tahun 2020)

Mengingat pentingnya hal tersebut, mohon perkenan Bapak/Ibu dapat mengirim dokumen kontrak tepat waktu. keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Febri (HP:0899-3413-813) atau Firda (HP:0857-3182-7992) atau Harun (HP: 087781738266).

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

TTD

Aris Junaidi
NIP 196306041989031022

Unusida, FKUB, dan PT. Avian akan Gelar Pengecatan Rumah Ibadah

Pembicaraan yang dilakukan pada akhir Juli 2020 lalu antara PT. Avia Avian, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan Universitas NU Sidoarjo (Unusida), pada hari ini Selasa, 11 Agustus 2020 ditindaklanjuti dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).

Rektor Unusida Dr. Fatkul Anam menjelaskan bahwa isi MoU sesuai dengan kesepakatan, yakni pengecatan rumah-rumah ibadah yang ada di 18 kecamatan di Sidoarjo. Pelaksanaan pengecatan diikutkan dalam kegiatan KKN mahasiswa di desa atau kelurahan masing-masing.

“Alhamdulillah, tahun ini kita terbantu oleh FKUB dan PT. Avian. Terbantu oleh arahan FKUB dan produk cat oleh Avian,” ungkap Fatkul Anam.

Menanggapi hal itu, Marketing Manager PT. Avian Bambang Praptoadi berterima kasih kepada Unusida dan FKUB. Pasalnya, karena berkat kerja sama kali ini program CSR perusahaan dapat dilaksanakan. “Karena Covid-19, program CSR kami mandek,” ungkapnya.

Senada dengan Bambang, Sekretaris FKUB M. Idham Kholiq mengatakan bahwa pengecatan rumah ibadah merupakan bagian usaha merawat kerukunan umat beragama. “Ini ada perusahaan besar mau ikut serta merajut kerukunan umat, ini luar biasa,” kata Idham.

Ia menambahkan, usaha tersebut juga terbantu dengan adanya program pengabdian masyarakat Unusida berupa KKN. Selain itu, FKUB dan PT. Avia Avian juga sama-sama memiliki program kepedulian masyarakat. “Mahasiswa juga bisa belajar langsung merawat kerukunan umat beragama,” tambah Idham Kholiq.   

Penandatanganan yang dilaksanakan di kampus Unusida II di Jalan Lingkar Timur itu juga diharapkan tidak berhenti sampai pada program pengecatan. Pihak kampus berharap ada kerja sama lain yang bisa di jalin, karena Unusida memiliki jurusan yang bisa saling melengkapi dengan PT. Avia Avian.      

“Kami punya jurusan teknik, ilmu komputer, dan ekonomi yang mungkin bisa bersama-sama kita jalin,” pungkas Rektor Unusida usai acara.

Masker, Tak Sekedar Protokol Kesehatan

Senin 27 Juli 2020, sebelum rapat evaluasi Sistem Informasi Manajemen, Rektor Unusida Dr. Fatkul Anam memberi saya masker. Tak fikir itu masker kain seperti biasanya. Ternyata, masker yang saya terima ada logo kampus Unusida. Sontak saya pun mengganti masker lama yang sedang saya pakai dengan masker pemberian rektor.

Flash back ke masa sebelum pandemi, saat itu jarang orang memakai masker. Umumnya yang memakai hanya untuk urusan beberapa bidang pekerjaan, menghindari bau, dan debu. Sejak Covid-19 merebak, pemerintah gencar sosialisasikan bahwa masker harus jadi bagian hidup.

Masih teringat ketika awal Maret 2020, Presiden Jokowi mengumumkan 2 pasien Covid-19 pertama berkewarganegaraan Indonesia. Semenjak itu pembicaraan dan pemberitaan tentang pandemi meramaikan ruang publik.

Respon public beragam. Ada yang tak peduli. Sebagian lagi sangat khawatir bahkan panic.

Memborong masker untuk persediaan, jadi salah satu fenomena menyikapi pandemi. Sempat terjadi kelangkaan masker, karena terjadi penimbunan masker yang mengakibatkan kenaikan harga masker hingga 1000 persen.

Tetapi tak selamanya penimbunan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Sebagian masyarakat memanfaatkan momen itu untuk membuka bisnis pembuatan masker baru dari kain. Bahkan, yang lebih menyakitkan bagi para penimbun yakni masker yang dibagikan secara gratis oleh para relawan.

Yang lebih ekstrem lagi ada gerakan donasi kain perca untuk bahan produksi masker gratis, seperti yang dilakukan Pengurus Wilayah Fatayat NU Jatim. Lazisnu di banyak daerah juga memborong masker dari dana filantropi yang dikumpulkannya untuk selanjutnya dibagikan gratis. Pemerintah pun tak ingin ketinggalan, termasuk Pemkab Sidoarjo bahkan Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin turun langsung membagikan masker kepada warga.

Fenomena masker kemudian mengalami pergeseran. Awalnya masker sebagai lahan bisnis, kemudian lahan amal, juga sebagai wujud kepedulian pemerintah kini, berubah menjadi wahana ekspresi seni dan identitas.

Mulai bermunculan masker dengan beragam motif. Ada juga masker dengan beragam gambar, mulai animasi, hingga gambar bagian wajah yang tertutup masker yakni bibir dan sekitarnya.

Trend ini berkembang menjadi modis. Perancang busana mulai memasukkan masker dalam rancangan busananya, sehingga harmoni warna dan model masker serta busana menjadi pertimbangan dalam membuat masker.

Nahdlatul Ulama beserta badan otonom, lembaga, dan unit usahanya masing-masing memproduksi masker sesuai identitas organisasi. Masjid pun juga melakukan hal sama, memproduksi masker beridentitas masjid masing-masing untuk jamaahnya. Mungkin juga jemaat gereja dan komunitas agama lainnya. Madrasah, sekolah, pondok pesantren, madrasah diniyah termasuk perguruan tinggi juga mengikuti trend tersebut.

Apapun motif dan motivasinya, memproduksi, membagi, dan memakai masker, tujuan awal dan utamanya adalah mencegah penyebaran Covid-19. Segala upaya pencegahan yang disusun dalam protokol kesehatan harus kita patuhi. Dengan kesadaran bersama dan sinergi semua elemen masyarakat insya Allah pandemi Covid-19 berakhir. Amin.

Masker tak hanya bagian dari upaya Unusida melaksanakan pencegahan penyebaran virus tetapi juga menjadi media promosi. Bahkan, ada kebanggaan bagi warga NU karena mengenakan salah satu simbol kebanggan NU Sidoarjo.

Penulis: Aris Karomy, Kepala Biro Umum Unusida.

FE Unusida Gelar Webinar Internasional

Fakultas Ekonomi Universitas NU Sidoarjo (FE Unusida) menyelenggarakan International Webinar bertemakan A Cross Culture Perspective Indonesia and Gambia Organization Culture in The New Normal pada Selasa, 30 Juni 2020.

Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan webinar kali ini Dr. Gabriel Badjie, HTC., BA., MM dari School of Business and Public Administration University of Gambia.

Webinar ini bertujuan untuk mengupas dampak pandemi Covid-19 terhadap budaya organisasi yang melihat dari 2 sisi, antar Indonesia dan Gambia.

“Semua tahu bahwa adanya physical distancing dan social distancing telah mengubah prilaku manusia yang tadinya occasional menjadi habitual hingga menjadi organisasi baru,”ungkap Hj. Muhafidhah Novie, SE., MM dosen sekaligus ketua panitia acara.

Sementara itu, keynote speaker yang merupakan Rektor Unusida Dr. Fatkul Anam, M.Si mengatakan bahwa perubahan organiasi budaya tidak lepas dari peran pemimpin.

Senada dengan Fatkul Anam, Dekan FE Unusida Zulifah Chikmawati, S.Sos., MM menuturkan bahwa organisasi dalam era new normal harus memperhatikan protokol kesehatan yang sudah ditentukan. “Bisa jadi pasca pandemi jadi budaya yang harus dilakukan,” tuturnya.

Screenshot peserta webinar.

1100 Orang Ikut Webinar PBI

Dalam rangka meningkatkan kemampuan public speaking berbahasa Inggris, program Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas NU Sidoarjo (Unusida) menggelar Webinar Public Speaking yang bertemakan Dare to Speak to Hold the World.

Ada sekitar 1100 peserta mengikuti kegiatan webinar tersebut. Mereka tak hanya berasal dari seluruh Indonesia, tetapi ada juga dari Malaysia dan India.

Acara yag diselenggarakan pada Sabtu, 11 Juli 2020 itu menghadirkan 3 narasumber. Selama 3 jam, narasumber memaparkan berbagai hal terkait peningkatan kemampuan public speaking.

Mereka yang hadir sebagai narasumber yakni Roistika (Kepala Bagian Admisi, Publikasi, dan Kerjasama Universitas Bhinneka PGRI), Willy Anugrah Gumilang (Dosen Bahasa Inggris dan penyiar RRI Kediri), dan Kolonel (Laut) Arif Badruddin (pelatih debat bahasa Inggris nasional Akademi Angkatan Laut).

Narasumber pertama Nia Roistika menjelaskan cara-cara untuk membuat suasana belajar bahasa Inggris nyaman dan menyenangkan. “Kalian harus ikut berbagai komunitas bahasa seperti English Club atau Debate Community dan banyak baca-baca teks berbahasa Inggris,” jelasnya.

Sedangkan Willy Anugrah memaparkan bahwa ketakutan manusia yang paling tinggi itu ada pada berbicara di depan umum. “Jika dibandingkan ketakutan yang lain ada 41%,” paparnya.

Ia pun menambahkan, komunikator perlu mengetahui cara memulai pembicaraan, bahasa tubuh, dan mengidolakan komunikator profesional sebagai acuan. “Seorang public speaker harus punya kepiawaian memilih kata-kata sebanyak 7%, kualitas suara 38%, dan kekuatan visual 55%,” tambahnya.

Sementara narasumber ketiga Kolonel Arif Badruddin lebih menekankan pada peningkatkan kemampuan bahasa Inggris melalui SIGMA model. Ada 6 hirarki peningkatan berbahasa, yakni pengetahuan ala Taksonomi Bloom yaitu mengingat kosakata, mengerti Tenses, menerapkan bincang harian, menganalisis dengan diskusi ringan, mengkaji dengan cara debat, dan membuat model belajar.

Kolonel yang pernah jadi The Best Speaker lomba debat bahasa Inggris nasional itu juga mengatakan pentingnya kemampuan debat sebagai sarana mempertajam daya fikir.

Oleh karena itu Ketua Jurusan PBI Ana Christanti berharap mahasiswa PBI menjadi public speaker yang memiliki wawasan dan ketajaman berfikir di atas rata-rata.