Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Pro.f Dr. KH Achmad Muhibin Zuhri, M. Ag saat menyampaikan materi melalui kanal zoom meeting (Foto: Humas Unusida)

Webinar Nasional Menyongsong Isro’ Mi’raj dan Peringatan Harlah NU ke-102: Refleksi Sejarah dan Spiritual dalam Menghadapi Tantangan Zaman

Dalam rangka menyongsong peringatan Isro’ Mi’raj 1446 H dan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Webinar Nasional secara virtual, Kamis (16/01/2025). Webinar yang diikuti oleh ratusan partisipan yang tergabung dalam zoom meeting ini diselenggarakan sebagai wadah untuk memperdalam pemahaman tentang dua momen penting yang memiliki makna sejarah dan spiritual yang mendalam bagi umat Islam di Indonesia.

Dalam sambutannya, Rektor Unusida H Fatkul Anam menyampaikan bahwa momentum Isro’ Mi’raj dan Harlah NU ke-102 adalah dua peristiwa yang sangat istimewa dan penuh dengan hikmah. Diantaranya adalah dengan menjaga keseimbangan antara kehidupan di dunia dan akhirat.

“Kedua momen ini mengandung nilai sejarah dan spiritual yang sangat mendalam. Isro’ Mi’raj mengingatkan kita akan pentingnya hubungan vertikal dengan Allah, serta hubungan horizontal dengan sesama manusia melalui perintah sholat 5 waktu. sedangkan Harlah NU mengajarkan kita untuk terus memperkokoh komitmen terhadap menjaga toleransi dan kerukunan dalam bermasyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa keduanya juga menjadi ruang refleksi yang sangat relevan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. NU, sebagai organisasi yang lahir dari rahim sejarah perjuangan Islam Indonesia, harus tetap adaptif dan inovatif dalam menghadapi dinamika zaman.

“NU harus menjadi mercusuar peradaban Islam yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berinovasi dalam menghadapi tantangan global,” tegasnya.

Dalam Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya, diantaranya Guru Besar Universitas Islam Negeri  Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Dr. KH Achmad Muhibin Zuhri, M. Ag dan Dosen Unusida Dr. H. Wahyudi Achmad, M.Pd.

Dalam kesempatan ini, KH Achmad Muhibin Zuhri memberikan wawasan mengenai bagaimana hikmah dari Isro’ Mi’raj dan semangat Harlah NU dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membangun masyarakat yang toleran, maju, dan berakhlak mulia. Guru Besar di Bidang Ilmu Teologi Islam Kontemporer tersebut mengajak untuk menggali makna kedua peristiwa tersebut dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Para peserta juga diingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan, antara berhubungan dengan Allah (hamblum minallah) dan berinteraksi dengan sesama manusia (hamblum minnas). NU, sebagai organisasi yang telah lama berkomitmen pada prinsip-prinsip tersebut, diharapkan dapat terus menjadi pendorong perdamaian, kerukunan, dan kemajuan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.

“Isro’ Mi’raj dan kelahiran NU mengajarkan kita tentang komitmen dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam menghadapi tantangan zaman, kita harus terus menjaga warisan nilai-nilai luhur ini agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang besar dan penuh berkah,” terangnya.

Webinar ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa Unusida dari setiap angkatan. Tampak para peserta sangat antusias untuk menggali lebih dalam makna kedua peristiwa bersejarah tersebut dengan aktif bertanya dan berdiskusi dengan narasumber.

Lebih lanjut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengkajian Islam dan Keaswajaan (PIK) Unusida, H Arisy Karomi yang menginisiasi webinar nasional ini berharap, melalui kegiatan ini dapat menginspirasi untuk terus meningkatkan kualitas diri, menjaga kedamaian, serta memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat.

“Mari kita bersama-sama menggali wawasan, memperkuat semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri, serta menjaga kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi kita semua untuk memberikan kontribusi positif yang bermanfaat bagi kehidupan bersama,” harapnya.

 

(my)

Khataman Kitab At Tibyan UPT PIK Unusida Bina Mahasiswa Penerima Beasiswa Mahir Baca Kitab (Foto: Humas Unusida)

Khataman Kitab At-Tibyan, UPT PIK Unusida Bina Mahasiswa Penerima Beasiswa Mahir Baca Kitab Kuning

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Pengkajian Islam dan Keaswajaan dipercaya sebagai pelaksana program pembinaan dan upgrading mahasiswa penerima beasiswa mahir baca kitab kuning. Pembinaan tersebut dilaksanakan dengan pengajian kitab At Tibyan yang menjadi agenda rutin sejak awal semester, dilaksanakan setiap dua pekan sekali, tepatnya pada hari Senin dan Kamis, setelah salat Dhuha berjamaah.

“Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur, kami telah berhasil melaksanakan Khataman Pengajian Kitab At-Tibyan karangan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Semoga ilmu yang diperoleh dapat memperkuat tali persaudaraan dan membawa keberkahan bagi kita semua,” ujar ketua UPT PIK Unusida, Gus Arisy Karomi dalam Khataman Pengajian Kitab At-Tibyan di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari Kampus 2 Unusida, Kamis (09/01/2024).

Gus Arisy menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan mental mahasiswa. Program ini bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa yang sudah mahir membaca kitab kuning, sehingga mereka dapat memperdalam ilmu dan mengembangkan kemampuan dalam menguasai kitab-kitab klasik yang menjadi bagian penting dalam tradisi keilmuan Islam.

“Program ini bukan hanya untuk meningkatkan keilmuan, tetapi juga untuk membekali mahasiswa dengan mental yang siap menghadapi tantangan di dunia akademis dan kehidupan beragama,” ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Kholil Jetis Sidoarjo tersebut mengatakan, khataman pengajian Kitab At-Tibyan ini menandai tahap akhir dari pengajian yang telah dimulai sejak awal semester. Para peserta pengajian, yang merupakan mahasiswa penerima beasiswa mahir baca kitab, telah mempelajari berbagai materi dalam kitab At-Tibyan yang memuat dalil anjuran dan keutamaan menyambung tali silaturahmi serta kaidah-kaidah pergaulan dengan sanak saudara dan komunitas tetangga.

Ke depan, para mahasiswa yang telah mengikuti program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam berbagai kegiatan akademik dan keagamaan, baik di lingkungan kampus Unusida maupun di Masjid KH Hasyim Asy’ari. Para mahasiswa akan diberdayakan untuk mengembangkan keilmuan dan berkhidmat dalam kegiatan keagamaan yang lebih luas, sesuai dengan visi dan misi lembaga untuk mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga tangguh dalam melaksanakan dakwah dan pengabdian.

“Semoga pembinaan ini memberikan manfaat yang luas dan menjadi berkah bagi semua pihak yang terlibat, serta membawa dampak positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penguatan spiritualitas di kalangan mahasiswa Unusida,” harapnya.

 

(my)

Gus Ipul Berikan Penghargaan Kepada Mahasiswa Unusida (Foto: NU Delta Media)

Sekjen PBNU Berikan Penghargaan kepada Mahasiswa Unusida Berprestasi Internasional

Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Menteri Sosial Republik Indonesia, H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengunjungi Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo untuk silaturahmi dan menyapa para pengurus NU di daerah setempat. Kegiatan tersebut dipusatkan di Ballroom PCNU Sidoarjo, Kamis (09/01/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) yang berhasil meraih prestasi internasional. Ia sangat mengapresiasi capaian prestasi mahasiswa Unusida yang telah menunjukkan prestasi gemilang di ajang internasional.

“Prestasi yang diraih oleh mahasiswa Unusida ini tidak hanya membanggakan kampus, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sidoarjo dan bangsa Indonesia. Kami sangat mendukung terus berkembangnya generasi muda yang memiliki prestasi dan membawa nama baik bangsa di kancah internasional,” ujar Gus Ipul.

Penghargaan tersebut diberikan kepada mahasiswa Unusida yang berhasil meraih prestasi di ajang nasional dan internasional selama tahun 2024. Di antaranya Juara 2 International Young Moslem Inventor Award 2024, Juara 1 E-Innovate 2024 International Summit di Polandia, Juara 2 Business Plan International World Economics challenge and Competition (WECC) 2024, Juara 1 AnggurSight: loT-Based Greenhouse Innovation for Monitoring and Automatic Watering of Grape Seedlings in Support of Efficient and Environmentally Friendly Sustainable Agriculture SDGs, dan Juara 1 International Business Plan Competition.

Lebih lanjut, Gus Ipul juga menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa, dan mengingatkan bahwa prestasi ini adalah cerminan dari kerja keras dan semangat untuk selalu belajar dan berinovasi. “Kita harus terus mendukung perkembangan pendidikan yang tidak hanya berbasis pada teori, tetapi juga mengasah keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman,” tambahnya.

Selain itu, Gus Ipul berharap bahwa keberhasilan mahasiswa Unusida ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa Kementerian Sosial akan terus mendukung inisiatif dan program-program pendidikan yang berkontribusi pada pengembangan SDM yang unggul.

Ia juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Unusida untuk tidak berpuas diri dan selalu semangat untuk mengembangkan potensi diri, serta mengingatkan pentingnya nilai-nilai keberagaman dan toleransi dalam menghadapi tantangan global.

“Mari terus berkembang, beradaptasi, dan saling memahami potensi diri. Buktikan bahwa mahasiswa Unusida juga memiliki potensi untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang lain,” tandasnya.

 

(my)

Seminar Nasional Pra Kongres Pendidikan NU di Unusida (Foto: Humas Unusida)

Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan NU di UNUSIDA, Bahas Format PTNU yang Ideal

Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal menggelar kongres pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Januari mendatang.

Dalam rangka menyambut agenda tersebut, terdapat sejumlah acara pra-kongres di antaranya adalah dengan menggelar sejumlah seminar nasional di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) yang dipusatkan di Ballroom PCNU Sidoarjo, Rabu (08/01/2025).

Dalam seminar nasional pra-kongres seri 2 di UNUSIDA kali ini mengusung tema ‘Mencari Format Pendidikan Tinggi NU yang Ideal’ menjadi bahasan utama yang disampaikan oleh 3 narasumber. Yaitu Dosen Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Tim Ahli Kurikulum Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T, dengan tema ‘Transformasi Kurikulum Berbasis Keunggulan’, Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Dr. Ojat Darojat, M. Bus, Ph.D, dengan tema ‘ Transformasi Strategis Perguruan Tinggi NU’, dan Prof. Masdar Hilmy, S.Ag, MA, Ph.D, dengan tema pembahasan ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’.

Dalam sambutannya, Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi (LPT-PBNU), M. Faishal Aminuddin menyampaikan 2 hal penting dalam pengembangan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU).

Pertama, terkait dengan pengelolaan pendidikan tinggi di NU. Ia menyoroti bahwa meskipun NU memiliki banyak sumber daya manusia (SDM), masih ada tantangan serius, terutama dalam hal kualifikasi dosen. Sebanyak 79,8% dosen di perguruan tinggi NU hanya memiliki gelar S2, padahal untuk menjadi kiai (guru besar) di perguruan tinggi idealnya memiliki gelar S3. Hal ini penting karena S3 berfokus pada riset yang dapat menghasilkan ilmu pengetahuan baru, bukan sekadar mengajarkan materi lama.

Kedua, Faishal menyampaikan pentingnya infrastruktur pendidikan, mengingat mahasiswa kini sering kali menilai sebuah kampus berdasarkan fasilitas fisik seperti gedung. Namun, beliau juga menekankan bahwa opsi pendidikan online bisa menjadi alternatif untuk mengurangi biaya perawatan gedung yang besar.

Lebih lanjut, beliau mengungkapkan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi NU masih terpisah-pisah dan kurang terkoordinasi. Sistem yang ada terlalu bergantung pada figur individu, sehingga ada kebutuhan mendesak untuk membangun sistem pengelolaan yang lebih kuat dan berkelanjutan, yang dapat berjalan dengan baik meskipun ada pergantian pengelola.

Faishal juga menyinggung pentingnya merumuskan format pendidikan tinggi NU yang ideal, dengan mempertimbangkan model seperti boarding school yang menggabungkan pendidikan akademik dan pondok pesantren. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang benar-benar mencerminkan produk pendidikan NU, mirip dengan sistem pendidikan di universitas-universitas tradisional di luar negeri.

“Hasil diskusi dalam seminar nasional ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan tinggi NU, yang juga akan dibahas dalam Kongres yang akan datang, yang mencakup seluruh jenjang pendidikan dari prasekolah hingga perguruan tinggi di bawah Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rektor UNUSIDA mengatakan, seminar pra-kongres pendidikan sesi 2 di UNUSIDA akan membahas tentang pengembangan kurikulum pendidikan NU pembelajaran berbasis IT dan penguatan ciri khas Ke NU-an.

Menurutnya, pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam perjuangan Nahdlatul Ulama yang tidak hanya bertujuan mencetak generasi berilmu, tetapi juga generasi yang berakhlak, berkarakter dan mampu menjawab tantangan zaman di era yang penuh dengan dinamika seperti sekarang ini.

“Kita menghadapi tantangan besar mulai dari digitalisasi perubahan sosial hingga tantangan moral dan spiritual. Oleh karena itu melalui Seminar ini kita berharap dapat merumuskan satu strategi transformasi pendidikan NU agar relevan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai – nilai ahlusunah wal jamaah,” jelasnya.

Salah satu narasumber, Syamsul Arifin menerangkan tentang pentingnya memahami peran pendidikan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu pendekatan yang sedang banyak dibicarakan adalah Outcome-Based Education (OBE), yang menekankan bahwa lembaga pendidikan harus fokus pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan agar dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Melalui pengajaran dan kurikulum yang berbasis pada Outcome-Based Education, dosen dan guru diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap dan mampu mengatasi tantangan di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tinggi harus memastikan bahwa setiap lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia nyata, agar proses pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan angka atau sertifikat, tetapi untuk memberi manfaat yang lebih luas.

“Pentingnya amanah yang diemban oleh pendidik baik dosen atau guru untuk mencetak generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki kontribusi positif untuk masyarakat. Oleh karena itu, sebagai seorang dosen, penting untuk menyampaikan materi yang jelas manfaatnya bagi mahasiswa,” katanya.

Dosen ITS tersebut menjelaskan format pendidikan NU ideal harus berfokus pada pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, dengan perhatian khusus pada peran NU dalam memberikan kontribusi terhadap sistem pendidikan yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya kualitas pendidikan yang dapat dibuktikan dengan evidence yang kuat. Dengan kualitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan tinggi.

“Pertanyaan asesor pendidikan memang sangat tajam, yang membutuhkan jawaban konkret atau pembuktian dengan argumen yang jelas, sementara pertanyaan malaikat langsung menguji nilai amal tanpa bukti fisik. Artinya keberadaan PTNU harus memberikan manfaat yang konkret bagi masyarakat,” terangnya.

Sementara itu, Prof Ojat sebagai narasumber 2 menjelaskan pentingnya transformasi digital dalam pendidikan tinggi, khususnya dalam menghadapi perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), yang dapat membantu memberikan kuliah jarak jauh tanpa kehadiran fisik dosen. Ia mengaitkan hal ini dengan fenomena pembelajaran daring, yang semakin diminati oleh generasi muda, terutama pasca pandemi COVID-19. Pendidikan jarak jauh juga memiliki potensi untuk mendapatkan manfaat dari peningkatan signifikan jumlah mahasiswa yang dapat dilayani melalui pembelajaran daring.

Ia mencontohkan Universitas Terbuka (UT) yang mengalami peningkatan jumlah mahasiswa dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di negara lain, seperti Open University of China yang menangani 5 juta mahasiswa, IGNOU di India dengan 4 juta mahasiswa, dan Allama Iqbal Open University di Pakistan dengan 2 juta mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh bisa menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam menghadapi jumlah mahasiswa yang besar.

Prof Ojat berharap bahwa teknologi pendidikan, terutama online learning, dapat diterapkan secara lebih luas, tidak hanya di UT, tetapi juga di LPTNU di Indonesia, sehingga pendidikan tinggi dapat lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di masa depan.

Tak kalah pentingnya pengembangan infrastruktur digital juga harus disiapkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh yang efektif, termasuk penyediaan data center dan cloud computing untuk menyimpan data dan mendukung kegiatan pembelajaran online.

Selanjutnya, Prof Masdar yang menjadi narasumber ketika menyebutkan poin penting yang disampaikan adalah bahwa pendidikan yang berbasis Aswaja seharusnya tidak dipahami secara kaku atau ideologis tertutup. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), kurikulum Aswaja harus tetap fleksibel dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa profesi yang ada saat ini, seperti dosen, bisa terancam oleh profesi baru, seperti kurir yang berkembang seiring kemajuan teknologi.

Menurutnya, Aswaja bukan hanya milik NU, karena kelompok lain juga mengadopsi prinsip serupa, namun yang membedakan adalah interpretasi dan implementasi yang lebih sesuai dengan konteks dan tantangan masyarakat Nahdliyin. Ia juga mengungkapkan tantangan di dunia pendidikan, terutama dengan banyaknya kelompok-kelompok yang mengklaim Aswaja versi mereka, termasuk kelompok Salafi yang sering kali dianggap lebih otentik dalam mengutip Al-Qur’an dan Hadis. Prof Masdar menyoroti bahwa banyak kaum urban kelas menengah yang merasa bingung dan bisa beralih ke kelompok-kelompok tersebut jika tidak ada pendekatan yang tepat.

“Dalam konteks pendidikan, penting untuk menanamkan pemahaman yang mendalam mengenai Aswaja ala Nahdiyah, agar tidak hanya menjadi doktrin normatif, melainkan juga sebagai solusi yang adaptif terhadap tantangan zaman. Kurikulum Aswaja yang fleksibel dan bisa mengakomodasi perkembangan nilai-nilai baru akan sangat relevan untuk pendidikan masa depan,” ulasnya.

Prof Masdar juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendekatan intelektual yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga relevan dengan pengalaman nyata, baik di dunia pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih terbuka dan dialogis, pendidikan kaum Nahdliyin bisa menjadi lebih solutif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menerangkan dalam materi tentang ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’ untuk mengutamakan pentingnya integrasi Aswaja dalam kurikulum pendidikan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Ia menggarisbawahi bahwa ideologi Aswaja harus tetap menjadi otoritatif bagi kaum Nahdliyin, namun dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika zaman. Tantangan utamanya adalah menjaga agar ideologi ini tidak direbut oleh kelompok lain yang mungkin memiliki interpretasi yang sangat berbeda atau bahkan tidak sejalan dengan profil Aswaja yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama (NU).

“Tujuan utama dari pendidikan berbasis Aswaja adalah untuk membentuk individu yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat. Hal tersebut yang harus diterapkan dalam kurikulum PTNU nantinya,” pungkasnya.

 

(my)

Flyer Seminar Nasional (Foto: Istimewa)

Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan NU Seri 2 di Unusida

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) siap menjadi tuan rumah Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar pada Rabu (08/01/2025) mendatang. Seminar dengan tema ‘Mencari Format Pendidikan NU yang Ideal’ ini akan menjadi ajang penting bagi para akademisi, praktisi pendidikan tinggi NU di wilayah Jawa Timur untuk berdiskusi dan mencari solusi terkait pengembangan sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.

Berita tersebut pertama kali diketahui melalui notulen rencana seminar Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Pra Kongres Pendidikan NU yang menunjuk Unusida sebagai salah satu tuan rumah yang akan menggelar seminar nasional dalam waktu dekat. Seminar tersebut akan dilaksanakan secara Hybrid, dapat diikuti secara offline di Aula Kantor PC NU Sidoarjo, dan dapat diikuti secara online melalui Zoom Meeting dan Live Streaming Unusida TV.

Berikut link pendaftaran dan zoom meeting Klik disini

Atau bergabung melalui
Metting ID: 899 2594 1808
Password: SCXcUi

Berikut alamat lokasi acara: Kantor PC NU Sidoarjo Klik disini 

Rektor Unusida, H Fatkul Anam, menyatakan bahwa pihaknya sangat menyambut baik atas kepercayaan terhadap Unusida untuk menggelar seminar nasional yang menjadi rangkaian kegiatan Pra Kongres LPT-PBNU nantinya.

“Mari bersama-sama kita siapkan kegiatan tersebut dengan baik. Kita tunjukkan Unusida, PCNU, PC Muslimat Sidoarjo pelopor kebangkitan NU di abad kedua. Kepercayaan yang harus kita jawab dengan kerja profesional,” tulisnya saat menyampaikan pesan tersebut pertama kali melalui grup WhatsApp.

Ketua forum Rektor PTNU tersebut menjelaskan, acara ini bertujuan untuk menggali pemikiran dan inovasi dalam upaya membangun format pendidikan NU yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mencerminkan prinsip-prinsip ajaran Aswaja An Nahdliyah yang moderat, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia juga berharap seminar ini dapat memberikan kontribusi dalam merumuskan rekomendasi yang akan dibawa ke dalam Kongres Pendidikan NU yang akan datang.

“Sebagai bagian dari keluarga besar NU, Unusida merasa terhormat dan siap untuk berperan aktif dalam menyukseskan agenda besar ini. Kami percaya, pendidikan yang ideal bagi umat ini adalah pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal, keislaman yang moderat, serta mampu menghadapi tantangan global,” terangnya.

Seminar Nasional Pra-Kongres ini akan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten di bidang pendidikan, baik dari kalangan internal NU maupun pakar pendidikan nasional. Yaitu Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T dengan tema ‘Transformasi Kurikulum Berbasis Keunggulan’, Prof. Dr. Ojat Darojat, M. Bus, Ph.D dengan tema ‘ Transformasi Strategis Perguruan Tinggi NU’, dan Prof. Masdar Hilmy, S.Ag, MA, Ph.D dengan tema pembahasan ‘Redesain Kurikulum untuk Pendidikan Masa Depan’.

Ketua Panitia, M Mansur Yafi menyebutkan, pihaknya akan mengundang 104 Perguruan Tinggi NU di Wilayah Provinsi Jawa Timur. Dalam seminar tersebut, delegasi dari setiap PTNU dapat memberikan pandangan serta usulan terkait kurikulum, metode pengajaran, dan integrasi antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang bisa diterapkan di lembaga pendidikan NU di seluruh Indonesia.

Seminar ini juga akan menjadi ruang dialog yang konstruktif untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat diwujudkan dalam praktek pendidikan sehari-hari, serta menghasilkan rekomendasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern yang membutuhkan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan aspek intelektual, tetapi juga nilai moral dan spiritual.

“Kami mengundang seluruh PTNU se-Jawa Timur untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam seminar ini. Melalui seminar ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam mewujudkan pendidikan NU yang ideal, berkelanjutan, dan berkualitas tinggi,” jelasnya.

 

(my)

Refleksi Akhir Tahun 2024 Civitas Akademika Unusida (Foto: Humas Unusida)

Refleksi Akhir Tahun 2024, Pembuktian Unusida Sebagai Kampus Berprestasi

Tahun 2024 menjadi pembuktian bagi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida). Di usia yang ke 10 tahun, Unusida telah meraih banyak prestasi sepanjang tahun 2024. Dengan total capaian prestasi sebanyak 99 dalam berbagai bidang, Unusida telah menunjukkan komitmen dan kemampuan luar biasa dalam memberikan kontribusi terbaik untuk dunia pendidikan dan penelitian.

Unusida berhasil meraih berbagai prestasi yang membanggakan di tingkat regional, nasional, dan internasional sepanjang tahun 2024. Rincian prestasi yang berhasil diraih diantaranya yaitu 13 Prestasi Regional, 74 Prestasi Nasional, dan 12 Prestasi Internasional.

Rektor Unusida, H Fatkul Anam menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga besar Civitas Akademika Unusida yang telah memberikan dedikasi, kerja keras, dan doa yang tiada henti. Tahun 2024 menjadi tahun penuh tantangan, namun juga membawa capaian yang luar biasa.

“Terima kasih atas kerja keras dan doa seluruh keluarga besar Unusida. Kita berhasil menghadapi berbagai rintangan dan melangkah jauh menuju prestasi yang gemilang,” katanya saat menyampaikan selayang pandang dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2024, Senin (30/12/2024).

Lebih lanjut, ketua Forum Rektor Seluruh Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) tersebut menyebutkan salah satu puncak prestasi yang menjadi pencapaian terbesar yang patut dibanggakan pada tahun 2024 adalah Unusida berhasil naik ke Klaster Utama pada Klasterisasi Perguruan Tinggi 2024. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya bersama yang tiada henti dalam meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi di Unusida.

“Kami percaya bahwa keberhasilan ini bukan hanya milik Unusida, tetapi juga milik seluruh elemen yang terlibat, mulai dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga seluruh mitra yang telah mendukung kami,” tuturnya.

Ia berharap, melalui semangat dan keberhasilan yang telah kita capai di tahun 2024 dapat menjadi pijakan yang lebih kokoh untuk melangkah lebih jauh di tahun 2025. Sebagai refleksi atas prestasi yang telah diraih, Unusida berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas dalam segala aspek.

Keberhasilan tahun 2024 ini dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk meraih lebih banyak prestasi di tahun yang akan datang. Mari terus bekerja keras, berinovasi, dan berdoa bersama agar Unusida semakin berjaya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.

“Selamat menyambut tahun baru, semoga tahun 2025 membawa keberkahan dan kesuksesan yang lebih besar. Unusida siap melesat dan terus maju bersama. Terima kasih atas semua kerja keras dan doa yang telah diberikan sepanjang tahun 2024,” pungkasnya.

 

(my)

UKM Pagar Nusa Unusida dalam Kejuaraan Pencak Silat Jayandaru Open 2024 (Foto: Humas Unusida)

Mahasiswi Unusida Raih Prestasi di Kejuaraan Pencak Silat Jayandaru Open 2024

Prestasi gemilang kembali diraih oleh dua mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) dalam Kejuaraan Pencak Silat Jayandaru Open 2024 yang berlangsung pada Sabtu-Senin, 21-23 Desember 2024 di GOR Serbaguna Sidoarjo. Dalam ajang bergengsi tingkat nasional ini, Annisa Azizatul Izzati dan Farichatul Ummah berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Tanding Dewasa Putri.

Annisa Azizatul Izzati, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angkatan 2021, meraih Juara 1 Kategori Tanding Kelas Under Dewasa Putri. Sedangkan Farichatul Ummah, mahasiswi PGSD angkatan 2024, juga berhasil menorehkan prestasi luar biasa dengan meraih Juara 1 Kategori Tanding Kelas A Dewasa Putri.

Kejuaraan Pencak Silat Jayandaru Open 2024 diikuti oleh pesilat dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga pencapaian ini semakin memperlihatkan kualitas dan potensi mahasiswa Unusida dalam bidang olahraga, khususnya pencak silat.

Rektor Unusida, Dr. H. Fatkul Anam, M. Si , menyampaikan selamat dan bangga atas prestasi yang diraih oleh kedua mahasiswi tersebut. Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Unusida memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, termasuk olahraga.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian Annisa dan Farichatul. Ini adalah hasil dari latihan yang keras, semangat juang yang tinggi, dan tentu saja dukungan dari seluruh civitas akademika Unusida. Semoga prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi,” ujarnya.

Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pagar Nusa Unusida, Nur Chasanah menjelaskan, prestasi ini sangat mengharumkan nama Unusida di kancah daerah maupun nasional. Tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dunia olahraga pencak silat di Indonesia.

“Keberhasilannya ini menjadi bukti dedikasi dan kerja keras dalam berlatih pencak silat. Semoga prestasi ini semakin memperkuat nama Unusida di kancah olahraga nasional,” harapnya.

Ia mengungkapkan bahwa tekad yang dimiliki anggota UKM Pagar Nusa Unusida dalam berlatih pencak silat sangat patut dicontoh mahasiswa untuk meraih prestasi. Seperti dalam hal disiplin dalam latihan, menjaga kondisi fisik dengan menjaga pola makan dan istirahat yang cukup, serta fokus terhadap teknik yang akan digunakan.

“Alhamdulillah, semua dapat bersaing dengan sehat untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai hasil yang maksimal. Serta selalu siap dan percaya diri dalam berlatih dan bertanding di pencak silat,” jelasnya.

 

(my)

Flyer Unusida Klaster Utama 2024 (Foto: istimewa)

Alhamdulillah, Unusida Unusida Masuk Klaster Utama dalam Klasterisasi Perguruan Tinggi 2024

Satu lompatan besar diraih Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) di akhir tahun 2024. Di usia yang ke-10, klaster Unusida melejit dan menempati Klaster Utama dalam Klasterisasi Perguruan Tinggi tahun 2024 bersama 194 Perguruan Tinggi lain di Indonesia. Klasterisasi ini didasarkan pada hasil olahan data kinerja perguruan tinggi berbasis SINTA dalam periode tahun 2020 hingga 2022.

Data kinerja yang diperhitungkan merupakan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh verifikator Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi meliputi data penulis (author), afiliasi (affiliation), artikel (article), penelitian (research), pengabdian kepada masyarakat (community service), kekayaan intelektual (intellectual property rights), dan buku (book).

Diketahui, klasterisasi ini bukanlah pemeringkatan, namun merupakan pengelompokan perguruan tinggi sesuai dengan kualifikasi kinerja perguruan tinggi sebagai dasar penyusunan peta jalan riset dan rencana strategis, serta sebagai landasan penentuan kewenangan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi.

Perguruan Tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi lima klaster, yaitu Mandiri, Utama, Madya, Pratama, dan Binaan. Klasterisasi perguruan tinggi ini sebagai metode dalam mengidentifikasi, mengukur kinerja, dan mengelompokkan perguruan tinggi diharapkan dapat mengakselerasikan kinerja perguruan tinggi melalui skema-skema kolaborasi nantinya. Dimana untuk menyatukan dan mensinergikan potensi-potensi kerja sama perguruan tinggi lintas klaster dalam peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Ketua Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) Unusida H Arly Fauzi sangat mengapresiasi kinerja seluruh civitas akademika yang salalu memberikan yang terbaik. Menurutnya, capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh civitas akademika, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan yang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, riset, dan pelayanan kepada masyarakat.

“Semoga kita tidak terlena dengan capaian ini. Kita akan terus memacu kinerja di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, serta bidang-bidang lain, demi mewujudkan Unusida sebagai perguruan tinggi unggul,” tuturnya.

Rektor Unusida, H Fatkul Anam mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas capaian Unusida masuk pada Klaster Utama ini. Tentunya ini akan semakin memperkuat posisi dan reputasinya sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) unggul yang terus berinovasi.

“Capaian ini menunjukkan bahwa kinerja penelitian  dan pengabdian masyarakat Unusida cukup tinggi dan membanggakan. Di tahun 2023 kita masih di Klaster Madya, tahun 2024 ini kita naik kelas di Klaster Urama,” ungkapnya.

Ketua Forum Rektor Seluruh PTNU ini selalu menekankan untuk senantiasa meningkatkan kinerja akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat setiap saat. Sebab, penilaian dalam klasterisasi perguruan tinggi ini melibatkan berbagai indikator, seperti kualitas sumber daya manusia, kualitas pendidikan, penelitian, inovasi, dan kontribusi terhadap pembangunan nasional.

“Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi, kita bersama-sama mewujudkan Unusida sebagai perguruan tinggi yang unggul dan berdampak positif bagi kemajuan bangsa,”ujarnya

Adapun, hasil pengukuran data kinerja perguruan tinggi untuk klasterisasi perguruan tinggi tahun 2024 dapat dilihat pada menu (tab) Metrics Cluster pada profil perguruan tinggi melalui laman berikut ini atau pada menu operator klik disini.

 

(my)

Dekan Fakultas Teknik sekaligus Dosen Teknik Lingkungan Unusida, Listin Fitrianah, S.P,. M.Si (Foto: BEM FT Unusida)

Waspada Puncak Musim Hujan, Dosen Teknik Lingkungan UNUSIDA Berikan Tips Mitigasi Banjir Sejak Dini

Menjelang akhir tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah Pulau Jawa telah memasuki puncak musim hujan. Dengan meningkatnya intensitas curah hujan, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Menyikapi hal tersebut, Dosen Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Listin Fitrianah, S.P, M.Si memberikan tips mitigasi banjir sejak dini. Menurutnya, solusi untuk mengurangi banjir di wilayah Sidoarjo khususnya, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yang dapat dikerjakan bersama dari beberapa unsur penting untuk mencapai solusi yang efektif dan berkelanjutan.

“Pendekatan itu di antaranya dapat menggunakan kolaborasi pentahelix dapat mengurangi banjir dengan melibatkan beberapa elemen penting, yaitu pemerintah, pengusaha, masyarakat, akademisi dan media,” jelasnya pada Kamis (19/12/2024).

Dekan Fakultas Teknik UNUSIDA tersebut menyebutkan, wilayah Sidoarjo jika musim hujan beberapa daerah mengalami banjir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti buruknya sistem drainase hingga aliran sungai yang tersumbat.

Selain itu, faktor utamanya adalah wilayah Sidoarjo memiliki tanah yang cenderung mudah terendam air, yang biasa disebut wilayah delta. Yang merupakan daerah daratan rendah di muara sungai dan rawa. Faktor lain terkait banjir rob dan curah hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun beberapa hari.

“Kaitannya banjir rob menjadi salah satu faktor banjir adalah terjadi pasang surut air laut yang lebih tinggi dari pada biasanya, dan Sidoarjo terletak di pesisir utara Jawa Timur artinya sering banjir rob terutama pada musim penghujan atau saat terjadi pergerakan air laut yang signifikan,” terangnya.

Lebih lanjut, Listin mengungkapkan fenomena banjir di beberapa wilayah di Sidoarjo saat ini banyak diakibatkan oleh banjir rob. Jika melihat data BMKG di Stasiun Metrologi Maritim Tanjung Perak Surabaya ada data pasang surut Sidoarjo pada bulan Desember. Pada data pasang memang di beberapa hari terakhir cukup tinggi khususnya di tanggal 11-15 Desember terjadi pasang.

“Pada tanggal 15 Desember ketinggian pasang air laut mencapai titik maksimal, artinya peningkatan air hujan ke permukaan cukup tinggi jika dibanding sebelumnya,” katanya.

Faktor lain yang menyebabkan banjir yaitu sistem drainase yang kurang memadai dan tidak berfungsi maksimal. Hal tersebut yang menyebabkan air laut dari banjir rob dan air hujan tidak dapat mengalirkan air dengan maksimal yang memperburuk banjir yang terjadi di beberapa titik di Sidoarjo.

Kondisi tersebut diperparah oleh penyumbatan saluran air pada sistem drainase yang sering kali terhambat oleh sampah dan limbah. Hal ini disebabkan oleh pembuangan sampah yang sembarangan yang memperburuk dari kapasitas drainase sehingga menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi permukaan.

“Contoh sampah yang sering ditemukan di sungai atau selokan adalah pampers yang menjadi momok bagi kita. Masyarakat masih banyak membuang sampah karena kebiasaan atau mitos yang dipercaya secara turun temurun,” sebutnya.

Oleh karena itu, Ia menjelaskan bahwa penanganan banjir menjadi tanggung jawab bersama. Dibutuhkan Peran dari beberapa elemen pentahelix, yang dimulai dari elemen pemerintah dengan merumuskan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko banjir. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara infrastruktur pengendalian air di permukiman masyarakat.

Setelah itu, diperlukan peran serta masyarakat untuk mendukung kebijakan pemerintah, di antaranya dengan menjaga kebersihan saluran air, menghindari bangunan liar dan melakukan penghijauan di lingkungan sekitar permukiman. Juga saling mengedukasi satu sama lain untuk menumbuhkan kesadaran dalam memahami pentingnya pengelolaan sampah, menjaga kualitas lingkungan dan merespons peringatan dini banjir dengan tepat.

“Dan di sini tugas menanggulangi banjir tidak hanya tugas pemerintah, tetapi kita secara bersama-sama berkolaborasi dan menumbuhkan kesadaran bagaimana mengurangi potensi banjir di wilayah Sidoarjo,” tandasnya.

Alumni pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut menerangkan peran akademisi yang dianggap sebagai cendekiawan adalah dengan melakukan penelitian dan pengembangan. “Jadi akademisi juga dapat berperan dengan melakukan riset dengan penyebab banjir, dampak perubahan iklim serta teknologi baru terkait mitigasi pencegahan banjir, seperti di Fakultas Teknik UNUSIDA yang membidangi penelitian dan pengembangan pada riset tersebut,” terangnya.

Tak hanya itu, seorang akademisi juga dapat memberikan edukasi dan pelatihan ke masyarakat sejak dini, terkait mengantisipasi dan mengurangi dampak banjir. “Yang mana dapat mengantisipasi bagaimana teknik mitigasi dan adaptasi ketika ada banjir, serta hal-hal yang dapat mencegah banjir tersebut, seperti pengelolaan sampah dan perawatan drainase masing-masing di sekitar kita,” ujarnya.

Selain itu, peran elemen pengusaha atau pihak swasta dapat berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur hijau sepeti pembangunan taman kota, penanaman pohon dan juga bisa membuat resapan air untuk mengurangi beban sistem drainase kota, atau bisa dari segi inovasi teknologi. Perusahaan swasta dapat mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan solusi digital seperti sistem peringatan dini yang berbasis sensor atau aplikasi.

Tak kalah penting, peran elemen media adalah dengan penyuluhan dan edukasi dengan konten-konten di sosial media. Peran media saat ini menjadi kunci untuk menyampaikan informasi risiko banjir, kebijakan pemerintah terkait mitigasi banjir serta solusi yang diambil dari berbagai pihak untuk mengurangi banjir.

“Media berperan dalam penyebaran informasi dianggap sangat penting untuk mendidik masyarakat dalam edukasi dengan membuat konten tidak membuang sampah sembarangan atau dapat mendukung program penghijauan,” pungkasnya.

 

(my)

Berkat Inovasi Teknologi Keberlanjutan Ecodrone, Mahasiswa Unusida Raih Prestasi Kompetisi Bisnis Plan Internasional (Foto: istimewa)

Mahasiswa Unusida Raih Prestasi Internasional Berkat Inovasi Teknologi Keberlanjutan Ecodrone

Tim mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) berhasil meraih prestasi membanggakan dalam ajang Kompetisi Bisnis Plan Internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Khairun. Tim yang terdiri dari tiga mahasiswa tersebut mengusung ide bisnis Ecodrone, sebuah inovasi yang menggabungkan teknologi drone dengan solusi ramah lingkungan untuk ekspedisi.

Kompetisi mahasiswa kali ini menarik partisipasi dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia dan mancanegara. Dalam kompetisi ini, para peserta diminta untuk merancang dan mempresentasikan rencana bisnis yang memiliki potensi untuk berkembang di pasar internasional.

Tim dari Unusida, yang terdiri dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Manajemen dan Akuntansi ini berhasil memukau para juri dengan ide bisnis yang inovatif dan berkelanjutan bagi lingkungan. Ecodrone adalah bisnis yang berfokus pada pengembangan drone berbasis energi panel surya, yang dirancang untuk mendukung berbagai misi ekspedisi, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan pada umumnya.

“Penggunaan teknologi drone yang ramah lingkungan sangat relevan dengan kebutuhan global saat ini, terutama untuk menunjukkan potensi besar untuk mengubah cara dunia ekspedisi beroperasi, dengan memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dan efisien bagi pengiriman barang di era modern ini,” ujar ketua tim, Fitto Ardiansyah, mahasiswa jurusan Teknik Informatika Unusida.

Fitto menjelaskan, dengan kemampuan drone yang dapat terbang jarak jauh dan menggunakan panel surya untuk pengisian daya. Sehingga ecodrone ini menawarkan keunggulan penghematan biaya operasional dan pengurangan emisi karbon. Selain itu, penggunaan energi terbarukan memungkinkan misi ekspedisi dilakukan tanpa ketergantungan pada sumber daya yang terbatas atau polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.

Ecodrone yang bertenaga surya tidak hanya menjadi hal baru dalam bisnis ekspedisi barang saja, akan tetapi juga memungkinkan pengiriman logistik, bahan bantuan, dan perangkat penting dengan waktu yang lebih cepat dan lebih efisien,” terangnya.

Menurutnya, pengembangan ecodrone merupakan langkah maju yang mengarah pada pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, penggunaan teknologi ini akan memperluas jangkauan operasional dunia ekspedisi, menjangkau area yang sebelumnya sulit atau hampir mustahil dicapai.

Adapun anggota tim lainnya yaitu Afifhatur Rahmadina (PBI) 2023, Lailatul Ma’rifah (Manajemen) 2024 dan Kumala Dwi Sekararum (Akuntansi) 2023.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Jeziano Rizkita Boyas sangat mengapresiasi upaya mahasiswa untuk menghadirkan inovasi bisnis yang bermanfaat di kancah internasional. Hal ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa Unusida mampu menghasilkan wirausahawan muda yang inovatif dan siap menghadapi tantangan global.

“Kami sangat bangga dengan tim mahasiswa yang telah berjuang dan berhasil meraih prestasi di ajang bergengsi ini,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia yakin bahwa mahasiswa Unusida memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah global. Prestasi ini juga menunjukkan bahwa kampus NU juga dapat berkontribusi pada pengembangan kewirausahaan dan inovasi bisnis mampu menghasilkan ide-ide kreatif yang relevan dalam perkembangan wirausaha internasional.

“Ide bisnis ini menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang tren teknologi dan keberlanjutan. Para mahasiswa ini telah berhasil memadukan aspek bisnis dengan solusi yang ramah lingkungan, yang merupakan hal yang sangat penting di pasar internasional,” imbuhnya.

 

(my)