Rizal Akbar Fitrianto, Mahasiswa Teknik Informatika (TIF) Unusida angkatan 2020 (Foto: Humas Unusida)

Mahasiswa Teknik Informatika Unusida Ciptakan Sistem Deteksi Sarkasme di Platform X

Rizal Akbar Fitrianto, Mahasiswa Teknik Informatika (TIF) angkatan 2020 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) berhasil lolos dalam ajang The 7th International Conference on Informatics and Computational Sciences (ICICos 2024) dengan tema Empowering Informatics and Computational Sciences Research Towards a Data-Driven Society. Dalam ajang tersebut, ia melakukan penelitian dengan judul Classification of Indonesian Sarcasm Tweets on X Platform Using Deep Learning.

Menurut Rizal, X atau Twitter merupakan platform media sosial yang sering digunakan untuk berekspresi pendapat dan kritik melalui tulisan. Banyak individu maupun perusahaan yang mengandalkan pandangan atau perasaan masyarakat umum dalam mengambil keputusan.

Dengan memantau aktivitas di media sosial, perusahaan yang menyediakan produk dan layanan dapat memahaminya sentimen yang dirasakan konsumen terhadap produknya. Dengan menawarkan melalui pesan tertulis.

“Pengaruh media sosial saat ini sangat signifikan di berbagai sektor kehidupan. Seperti di bidang ekonomi, konsumen saat ini cenderung mempercayai ulasan atau pendapat dari sesama konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang dilihatnya melalui platform media sosial,” jelasnya kepada Humas Unusida, Senin (05/08/2024).

Ia menjelaskan, platform X atau Twitter yang dominan mengandalkan pesan teks tidak dapat menyampaikan isyarat nonverbal seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi, isyarat yang disampaikan. Oleh karena itu, sarkasme sering kali sulit dideteksi.

“Kehadiran sarkasme dalam sebuah tweet dapat menyebabkan penilaian sentimen terhadap tweet tersebut menjadi tidak akurat,” katanya.

Rizal mengatakan bahwa penting untuk melakukan sarkasme deteksi, yang secara signifikan dapat meningkatkan analisis sentimen hasil aktivitas di dalam sosial media. Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk melakukan percobaan dengan menciptakan sebuah sistem untuk mendeteksi segala bentuk aktivitas yang mengandung unsur sarkasme.

Penelitian ini mengevaluasi kinerja empat model berdasarkan metode deep learning yaitu IndoBERT, RoBERTa, BERT base dan BERT Multilingual, dalam mengenali sarkasme dengan Bahasa Indonesia di platform X.

Ia menunjukkan, hasil percobaan kali ini menunjukkan deteksi melalui IndoBERT yang diadaptasi secara khusus mencapai skor F1 yang tinggi sebesar 95% pada dataset yang kami peroleh dari penelitian sebelumnya itu berisi berbagai tweet.

“Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pengguna platform X atau Twitter untuk mendeteksi sarkasme kemudian langsung di laporkan untuk ditindak lanjuti oleh sistem yang bekerja,” terangnya.

Lebih lanjut, Rizal menuturkan bahwa sebagai kaum intelektual harus menghindari dan mengurangi aktivitas yang mengandung ujaran kebencian atau kata-kata kasar yang dapat menyinggung orang lain sebagai pengguna platform media sosial.

“Mari bijak menggunakan media sosial, bijak dalam menyebarkan informasi-informasi yang baik tanpa menyinggung orang lain,” tuturnya.

“Terima kasih kepada seluruh tim dan dosen pembimbing yang telah memberikan saran, masukan dan pengarahan selama melakukan penelitian ini. Saya merasa senang dan bangga karena dapat membawa nama kampus tercinta di dunia internasional,” imbuhnya.

 

(my)