Posts

Wakil Rektor 3 Unusida saat memberikan Piala Bergilir Rektor Unusida kepada tim juara SMAN 1 Wonoayu dalam ajang Unusida Futsal Competition (UFC) 2024 (Foto: Humas Unusida)

Jaring Bakat Muda, BEM Unusida Sukses Gelar Kompetisi Futsal antar Pelajar

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar Unusida Futsal Competition (UFC) 2024. Kompetisi futsal ini diikuti oleh siswa-siswi SMA, SMK, dan MA sederajat yang berlangsung selama empat hari, Sabtu-Ahad (21-22/07/2024) dan Sabtu-Ahad (27-28/07/2024) di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo.

Terdapat 30 tim yang mengikuti kompetisi dengan sistem grup yang memberikan kesempatan bagi setiap tim untuk menunjukkan kemampuan terbaik dalam olah bola dalam olahraga futsal.

Dalam sambutannya, Rektor Unusida, H. Fathul Anam, M.Si, menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya UFC 2024 kali ini. Menurutnya, kompetisi ini menjadi kesempatan untuk menjaring bakat-bakat muda potensial dalam upaya memajukan Futsal Daerah maupun Nasional

“Saya sangat mengapresiasi partisipasi siswa-siswi dari berbagai sekolah dalam kompetisi ini. Futsal adalah olahraga yang tidak hanya mengandalkan keterampilan fisik, tetapi juga strategi dan kerja sama tim. Semoga melalui UFC ini, kita dapat membangun semangat persahabatan dan sportivitas di antara para peserta,” ujarnya.

H Fatkul Anam juga menekankan pentingnya kegiatan olahraga dalam pengembangan karakter dan kesehatan bagi pelajar. Karakter yang dapat dibangun dalam olahraga antar tim adalah dapat melatih kekompakan, gotong royong, komunikasi yang baik, serta bersikap sportif antar sesama.

Ia mengatakan bahwa Unusida membuka kesempatan bagi para pelajar yang berprestasi dalam bidang non akademik untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Di antaranya melalui beasiswa non akademik yang dapat menunjang biaya saat kuliah di Unusida.

“Olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Saya berharap semua peserta dapat bermain dengan semangat juang yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Mari kita jadikan kompetisi ini sebagai ajang untuk belajar dan bertumbuh bersama,” tambahnya.

Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru di PMB Unusida

Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) Unusida, Sania Pundi Erlinda, berharap agar UFC 2024 dapat menjadi pengalaman berharga bagi semua peserta di kalangan pelajar. Khususnya dalam mengenalkan kampus Unusida dalam kompetisi non akademik, di antaranya di bidang olahraga futsal.

“Kami dari BEM Unusida sangat senang dapat menyelenggarakan acara ini. UFC adalah kesempatan bagi siswa-siswi untuk menunjukkan bakat dan semangat tim. Mari kita dukung satu sama lain dan menjadikan kompetisi ini sebagai momen yang tak terlupakan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh peserta untuk berpartisipasi dengan semangat dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas saat di dalam maupun di luar lapangan. Kompetisi ini merupakan kesempatan silaturahmi serta menunjukkan dan melatih skill masing-masing.

“Ingatlah, kemenangan bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah pengalaman dan persahabatan yang kita bangun selama kompetisi ini. Selamat bertanding dan semoga sukses untuk semua tim!,” katanya.

Diketahui, kompetisi futsal tersebut dimenangkan oleh tim futsal SMAN 1 Wonoayu (juara 1), SMAN 1 Gedangan (juara 2), SMAN 1 Porong (juara 3), dan SMA Muhammadiyah Tulangan (juara 4). Tim yang juara berhak mendapatkan Piala Rektor Unusida serta uang pembinaan senilai jutaan rupiah.

 

(my)

Talkshow Women Inspire BEM Unusida (Foto: Humas Unusida)

BEM Unusida Gelar Talkshow Women Inspire bersama Ning Imaz

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) menggelar acara Talkshow Women Inspire dengan mengusung tema ‘Perayaan Mati Rasa’. Acara ini dipusatkan di Hall Lantai 5 Kampus 2 Unusida, Rangkah Kidul Sidoarjo, Ahad (09/06/2024).

Kegiatan tersebut menghadirkan pengasuh Pondok Pesantren Al Ihsan, Lirboyo, Ning Imaz Fatimatuz Zahroh atau Ning Imaz sebagai narasumber. Talkshow tersebut mendapatkan atensi yang cukup banyak, khususnya dari kalangan perempuan. Sebab, Ning Imaz menjadi sosok nawaning yang banyak digemari oleh kalangan muda akhir-akhir ini.

Dirjen Kajian Agama BEM Unusida, Latifah Irsyadia menjelaskan, talkshow kali ini merupakan sebuah kesempatan emas bagi para wanita untuk meraih inspirasi, pengetahuan, dan pemberdayaan diri guna mewujudkan masa depan yang lebih baik lagi dalam menata hati.

Irsya yang juga mengidolakan Ning Imaz tersebut mengatakan bahwa acara ini lebih dari sekedar talkshow inspiratif untuk menginspirasi kaum perempuan. Akan tetapi juga menjadi wadah bagi para wanita untuk merenungkan, berbagi cerita, dan memperkuat diri dalam menghadapi tantangan hidup.

“Dengan tema yang sangat relevan untuk kaum perempuan di zaman sekarang khususnya Gen Z dengan kehadiran Ning Imaz yang menjadi pembicara utama, peserta dapat belajar banyak dalam perjalanan inspiratif yang mengubah pandangan dan memotivasi untuk bertindak dalam mencintai dan mengharapkan sesuatu,” jelasnya.

Ia berharap, dengan pesan-pesan motivasi dan pemahaman yang disampaikan oleh Ning Imaz, dapat memberikan inspirasi dan kekuatan untuk menghadapi perasaan mati rasa dan cobaan hidup dengan penuh keimanan dan kesabaran.

Dalam talkshow tersebut, Ning Imaz sangat mengapresiasi tema yang diusung dalam talkshow women inspire kali ini. Menurutnya, fenomena yang dialami oleh Generasi Z saat ini adalah seringkali merasa putus asa dan mati rasa, sehingga terkadang melupakan keberadaan Tuhan.

“Dalam fase denial, kita seringkali menolak untuk menerima, kemudian fase menyadari kenyataan dengan perasaan marah, sedih, bingung, putus asa hingga depresi karena tidak sanggup menanggung baban dan membuat kita mati rasa,” terangnya.

Ning Imaz menekankan bahwa rasa merupakan fitrah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, termasuk rasa senang, sedih, dan bahagia. Rasa tersebut merupakan bagian dari kehidupan manusia, seperti rasa lapar, haus maupun kebutuhan untuk terkoneksi dengan sesama.

“Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, dengan aturan-aturan yang diturunkan-Nya untuk kemaslahatan umat manusia sendiri. Ketika manusia mencintai, ada fitrah untuk memiliki dan terkoneksi, namun Allah juga menetapkan aturan yang harus diikuti, seperti tidak berzina, tidak mencuri, dan tidak mencari solusi di tempat yang tidak aman,” ujar ning imaz.

Ning Imaz menerangkan bahwa mati rasa disebabkan oleh ketidak siapan dalam menghadapi kondisi tertentu. Seperti halnya ketika manusia dihadapkan pada cobaan dalam hidup, seperti karena kesalahan dalam mengambil keputusan, kehilangan orang yang dicintai, atau cobaan lainnya, seringkali respon psikologisnya adalah mati rasa, karena beban yang terlalu berat untuk ditanggung. Akan tetapi, respon dari setiap manusia tidak sama karena memiliki perjalanan hidup yang berbeda beda.

“Berbeda itu bukan berarti mana yang lebih baik atau buruk, karena perbedaan itu sunnahtullah. coba kita lihat sidik jari setiap manusia pasti berbeda-beda, apalagi cara berfikir seseorang,” katanya.

“Bisa jadi kita ini tidak berjodoh dengan orang yang kita cintai, hal tersebut merupakan cara Allah menyelamatkan kita dari sesuatu yang buruk. Mungkin nanti ada perbedaan yang kita tidak bisa menerimanya dari orang yang kita cintai, jadi Allah ambil hari ini supaya tidak terlalu berlarut larut ke depannya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, putri KH Kholiq Ridlwan Lirboyo tersebut menuturkan bahwa Kebahagiaan dan kesedihan adalah bagian dari proses kehidupan yang harus disadari sebagai sesuatu yang sementara. Oleh karena itu, manusia harus pandai menyikapi di setiap kondisi dengan bersyukur dan ingat kepada Allah SWT.

“Allah memberikan kasih sayang kepada hamba-Nya melalui berbagai cara, tidak hanya melalui nikmat, tetapi juga melalui cobaan dan kesedihan. Semua ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, yang selalu memberikan hikmah di setiap musibah,” tuturnya.

 

(my)