Posts

Satu Dekade UNUSIDA: Menjamiyahkan Pendidikan Tinggi NU

Oleh: Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I. (Sekretaris Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) Unusida dan Ketua PC ISNU Sidoarjo)

Dilansir dari: https://isnusidoarjo.org/2024/07/satu-dekade-unusida-menjamiyahkan-pendidikan-tinggi-nu/

Tanggal 4 Juli 2024 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) genap berusia 10 tahun. Selama satu dekade, Unusida ikut menjamiyahkan pendidikan tinggi NU. Selama itu pula Unusida yang berangkat dari nol, meminjam istilah rektor Fatkul Anam, harus mengalami pasang surut untuk bisa survive.

Tahun 2018 atau jelang memasuki tahun kelima, merupakan masa-masa sulit. Dosen sempat tidak ‘gajian’ selama beberapa bulan, hingga mereka keluar masuk. Di saat itulah saya menjadi salah satu kader NU yang mendapatkan amanah menjadi pengurus Badan Pelaksana Penyelenggara (Dulu Badan Pelaksana Pengelola PTNU Unusida). Saya bersama pengurus lain diminta para Kyai mendampingi Ketua KH. Arly Fauzi melanjutkan kepengurusan antar waktu.

Hal yang dilakukan kala itu ialah menata sistem keuangan dan ketenagaan. “Gaji dosen harus segera dicairkan, bagaimanapun caranya”, menirukan statement ketua kala itu. “Maka, tidak mungkin mencairkan lha uangnya tidak ada”. Untuk menyemangati para pimpinan, ketua menjamin masalah keuangan. “Sudah pak rektor, jenengan tidak perlu mikir masalah keuangan. Jenengan fokus ke akademik saja. Urusan keuangan kami yang memikirkan, yang penting ikuti irama kami”, ujar ketua.

Untuk mengatasi masalah keuangan, salah satu langkah yang ditempuh adalah ‘menyekolahkan’ sertifikat tanah pribadi ketua untuk honor dosen dan tendik. Paling tidak untuk satu dua bulan. Karena tidak ada biaya operasional termasuk untuk konsumsi rapat, para pengurus BPP pun ‘patungan’ tiap bulan.

Seiring berjalannya waktu, Unusida semakin besar dan kuat. Selama periode kepengurusan Unusida menambah satu Fakultas dan dua Prodi. Saat ini ada kurang lebih 3000 mahasiswa. Akreditasi institusi Baik Sekali. Prestasi akademik dan non akademik baik nasional maupun internasional. Terbaru, Unusida meraih Gold Winner Anugerah Diktiristek 2023 kategori Pengabdian Kepada Masyarakat. Peringkat satu pendidikan tinggi NU badan perkumpulan atau peringkat empat dari sepuluh kampus terbaik PTNU versi Sinta Score 2024.

Begitu pula prestasi mahasiswa, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) meraih prestasi tingkat Internasional. Kali ini Tim dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yang berhasil menyabet Gold Award atau medali emas dalam ajang E-NNOVATE Internasional Innovation & Invention Summit 2024 di Polandia Category Agriculture and Aquaculture. Prestasi ini melengkapi prestasi-prestasi sebelumnya. Di antaranya bidang non akademik 43 prestasi, bidang akademik 23 prestasi, 10 hibah penelitian dan kreativitas mahasiswa, serta 6 prestasi di tingkat internasional.

Tidak hanya itu, di bidang kelembagaan, Unusida telah memperoleh banyak capaian, seperti memperoleh hibah program kompetisi MBKM, hibah praktisi mengajar, kampus mengajar, magang dan studi independen bersertifikat, serta hibah asistensi mengajar MBKM mandiri. Pada 2021 lalu Unusida berada di ranking kemahasiswaan pada posisi 171 dari 4600 perguruan tinggi negeri dan swasta secara nasional.

Peran BPP: Strategi Bermain Layang-layang dan Manajemen Kepengasuhan Ala Pesantren

Meski diakui bukan yang terbaik, Unusida terus menjadi yang terbaik. Cara yang dilakukan adalah membangun soliditas antara pimpinan dengan badan pelaksana penyelenggara (BPP). Fungsi pengawasan, dan pengendalian dilakukan dengan menggunakan Strategi Bermain Layang-layang. Artinya, melepaskan sambil mengamati lalu ditarik benangnya jika kondisi diperlukan.

BPP memantau, menilai dan mengevaluasi kinerja rektor dan jajarannya. Dari persoalan akademik, ketenagaan, keuangan hingga sarana dan kemahasiswaan. Perkembangan perolehan mahasiswa baru misalnya, setiap pekan diminta laporan. Jika lalai, diingatkan. BPP juga mencoba mencarikan solusi jika terjadi persoalan yang sulit dipecahkan. Artinya, BPP tidak tinggal diam. Dalam hal kerjasama, selain ikhtiar yang dilakukan bidang kerja sama, BPP mencoba membuka komunikasi dengan pihak eksternal yang bisa diajak kerjasama.

Menjamiyahkan Pendidikan Tinggi NU

Tahun 2014 dan 2015 adalah tonggak sejarah reformasi pendidikan tinggi NU. Sebelumnya, jika ditanya mana perguruan tinggi NU, kita belum bisa menjawab kongkret. Sebab, perguruan tinggi NU selama itu masih bersifat afiliasi. Belum berbadan hukum perkumpulan. Unusida merupakan satu di antara 29 PTNU kategori perkumpulan. Artinya Unusida bukan sekadar anggota (‘jamaah’) di LPTNU tapi juga aset NU secara kepemilikan (jamiyah).

BPP Unusida merupakan perpanjangan tangan Pengurus Besar Nahdlarul Ulama (PBNU) melalui PCNU Sidoarjo dan PC Muslimat NU Sidoarjo selaku owner dan pendiri pada tingkat cabang NU. Maka tidak mudah mengkonsolidasikan dengan organ-organ NU secara sistemis. Diperlukan komunikasi yang baik dan memahami institusi masing-masing. PBNU maupun PWNU Jatim ‘wa bil khusus’ PCNU dan PC Muslimat juga tidak lepas memberikan perhatian penuh. Intinya jangan sampai ada permasalahan menyangkut segala hal.

Jika sedikit saja masalah tidak terselesaikan, yang menanggung beban tentu kampus. Bersyukur Unusida bisa mengurai simpul-simpul untuk menjadi benang yang kuat dan tali yang kokoh mengelilingi bola dunia sebagaimana lambang NU. Akhirnya, selama sepuluh Unusida sudah berperan dalam menjamiyahkan pendidikan tinggi NU. Selamat memperingati harlah Satu Dekade Unusida.

(Sumber: https://isnusidoarjo.org/)

Sambut 1 Abad NU, PP ISNU Gelar Konferensi Nasional di Unusida

Sidoarjo – Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) menggelar Konferensi Nasional dalam menyambut Harlah 1 Abad NU. Kegiatan yang diikuti oleh ratusan guru besar NU tersebut dipusatkan di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA), Senin (06/02/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat (PP) ISNU, KH Ali Masykur Musa menyampaikan, tantangan ISNU dalam memasuki abad pertama tidak sama dengan abad ke 2. Tantangan ISNU dan NU ke depan adalah kemandirian ekonomi, pemberdayaan sumber daya manusia, serta pemantapan ASWAJA.

“Jika ekonomi NU dapat bangkit, maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa dan menjadi kekuatan nasional. Dengan anggota minimal 2 juta masyarakat Indonesia yang hadir di Sidoarjo saat ini saja, dapat mempengaruhi ekonomi nasional bahkan global,” terangnya.

Ia berhadap NU di abad ke 2 dapat mewujudkan hal tersebut. Yaitu kuat di bidang ekonomi, semakin mantap dengan ASWAJA dan ideologi negara, serta pemberdayaan SDM dengan terstruktur, untuk masa depan Indonesia adalah milik NU.

“Saat ini ISNU sudah memiliki 634 guru besar, jika lebih 3000 nanti akan menjadi revolusi NU dengan kebangkitan baru. Meskipun ISNU bukan banom yang baru, namun keberadaan ISNU tidak kalah dengan banom-banom NU yang lain,” ungkapnya.

Kiai Masykur menjelaskan, peran ISNU dalam membangun peradaban pada intinya adalah dengan turut serta dalam menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil Alamiin, yaitu dengan menegakkan keadilan dalam hubungan internasional. Seperti yang dicontohkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang pemikiran Islam dengan mengedepankan humanisme yang dibalut dengan demokrasi, civil society, dsb.

Seperti dalam hal bernegara dan beragama yang baik, yaitu dengan meyakini Pancasila bukan agama dan tidak akan pernah mengganti agama dalam NKRI.

“Hal tersebut tentunya selaras dengan komitmen NU dan Indonesia sebagai pelopor perdamaian dunia. Sehingga tidak mudah diintervensi, tidak mudah dikonflikkan, serta tidak mudah diperjual belikan,” ujarnya.

Kiai Masykur menyebutkan, tantangan ISNU adalah menghadirkan ASWAJA yang adaptif dengan perubahan. Sebagai banom yang dihuni oleh kalangan intelektual, kader ISNU harus dapat membangun peradaban dengan menghadirkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan.

“Saya minta ISNU untuk mengunggulkan intelektual, terus menemukan inovasi pengetahuan baru dalam teori atau aplikasi. NU untuk NU, dan NU untuk Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si. menyampaikan sebuah kehormatan bagi UNUSIDA untuk menggelar event nasional. Ia berharap agar konferensi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat untuk Nahdlatul Ulama ke depan.

“Beberapa hal tentang penguatan dalam meningkatkan SDM nahdliyin, untuk kepentingan umat dengan percepatan di Abad kedua nantinya,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyebutkan beberapa Prodi di UNUSIDA yang mendapat akreditasi unggul. Hal ini menjadi salah satu kado bagi UNUSIDA dalam menyongsong Abad kedua NU.

Saat ini beberapa dosen UNUSIDA sedang menjalankan studi untuk mencapai target 55% dosen sudah bergelar doktor pada tahun 2026 mendatang.

“Selamat datang di kampus UNUSIDA, kampus perjuangan. Selamat dan Sukses Konferensi Nasional ISNU dalam rangka 1 Abad NU,” pungkasnya.
(my/my)