Posts

Suasana Megengan di UNUSIDA (Foto: Humas Unusida)

UNUSIDA Gelar Megengan, Sambut Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah

Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) menggelar kegiatan tradisi Megengan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh civitas academica, mulai dari rektorat, dosen, tenaga kependidikan (Tendik), mahasiswa, hingga security, OB, dan driver di lingkungan UNUSIDA.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengkajian Islam dan Keaswajaan (PIK) tersebut diawali dengan pembacaan sholawat oleh UKM Nahdlatus Syubban, Pembacaan Tahlil, serta ceramah agama oleh ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo Dr. H. Sholehuddin, M. Pd. I.

Dalam tausiahnya, Sholehuddin menerangkan tentang 3 istilah yang umumnya digunakan dalam menyambut bulan Suci Ramadan. Di antaranya, Roh bun yang berarti lapang dada, Targhib yang artinya sikap bungah atau bahagia akan datangnya suatu kenikmatan atau kebaikan, serta istilah Megengan (menahan diri) yang menjadi budaya masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadan.

“Semua istilah itu benar, yang salah adalah orang tidak berpuasa dan tidak merasa senang akan datangnya bulan suci Ramadan,” terangnya saat menyampaikan tausiah dalam acara Megengan di Masjid KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Kamis (27/02/2025).

Sekretaris Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) UNUSIDA tersebut menjelaskan, Roh bun yang berarti berlapang dada, maknanya senang akan datangnya bulan suci Ramadan. Layaknya jika ada tamu yang datang maka harus disambut dengan baik, maka akan membuahkan kesan bahagia. Maka ucapan selamat datang Ramadan adalah ucapan bahagia dan bersyukur karena datangnya bulan suci Ramadan.

“Maka seandainya ada tamu, tandanya senang adalah gupuh, lungguh, suguh. Begitu juga sikap kita sebagai tuan rumah yang merasa senang karena datangnya tamu mulia, yaitu bulan suci Ramadan,” terangnya.

Yang kedua terkait istilah Targhib dari asal kata Roh bun, maknanya mendorong atau memotivasi diri untuk mencintai kebaikan, atau membuat senang terhadap sesuatu yang baik. Bulan suci Ramadan mengajarkan untuk menumbuhkan rasa cinta pada kebaikan adalah kunci untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Ia mengajak untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan. Dengan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebaikan, dapat lebih mendekatkan dengan tujuan hidup yang lebih mulia dan penuh kedamaian. Menurutnya, bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama, serta membuka hati untuk menerima semua berkah yang datang.

“Seperti dalam sebuah Hadits, barang siapa yang merasa senang sunnahku, maka akan menjadi golonganku,” katanya.

Yang ketiga adalah istilah Megengan, sebagai simbol dan makna budaya Jawa yang digunakan dalam menyambut bulan suci Ramadan. Artinya bulan suci Ramadan harus dapat menahan diri dan mengendalikan nafsu negatif dengan memperbanyak beraktivitas positif, bukan bermalas-malasan.

“Saya mengajak untuk memaksimalkan bulan suci Ramadan sebagai momen refleksi dan evaluasi diri, mari sukseskan bersama dengan memperbanyak alam ibadah serta menjadi orang yang bertakwa,” pungkasnya.

Kegiatan Megengan kali ini juga disertai dengan pemberian bingkisan kepada security, OB dan driver di lingkungan UNUSIDA yang merupakan program Berbungah Menjelang Ramadan oleh Jaringan Pengelola Zakat Infak dan Shodaqoh (JPZIS) UNUSIDA.

Tampak hadir, Rektor UNUSIDA, Dr. H. Fatkul Anam, M.Si, Ketua BPP UNUSIDA KH Arly Fauzi, dan seluruh Wakil Rektor, Dekan Fakultas, dan Kepala Program Studi di lingkungan UNUSIDA.

 

(my)